![]() |
kain kerajinan. buna timor. sumber internet |
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) adalah salah satu daerah
yang ikut menyumbangkan karya seni, di tingkat propinsi, nasional, dan
internasional seperti setiap tahun diadakan pameran budaya di taman mini Indonesia, kabupaten TTU selalu hadir dengan menampilkan kain adat hasil kerajinan tangan. Dari berbagai karya seni yang dimiliki di daerah ini, satu
darinya adalah seni hias. Seni hias yang dimaksud adalah kerajinan tenun.
Kerajinan tenun TTU berupa kain bete dan tais, dari proses pembuatan yang panjang. Proses
menenun merupakan karya seni dan budaya yang diwarisi secara turun-temurun,
oleh para leluhur di daerah TTU, secara tradisional yakni menggunakan tangan,
dengan bantuan peralatan lainnya yang diperoleh dari alam sekitarnya, termasuk
bahan baku seperti kapas.
Bagi masyarakat TTU ( suku dawan ), menenun
tidak saja mewarisi seni dan budaya yang sudah berakar dalam jiwa dan raga,
namun juga adalah bentuk menjaga serta meneladani nilai moral yang terkandung
dalam setiap corak dan motif pada kain. Untuk memperoleh corak dan motif
yang menarik, seorang penenun berdialektika dalam dirinya, dengan penuh
imajinasi yang tinggi. Motif yang kerap digunakan dalam membuat kain, biasanya
tidak jauh dari kehidupan manusia dan alam. Contohnya menggunakan gambar
manusia, yang menunjukan peradaban dan interaksi sosial, atau hakikat manusia
itu sendiri. Ada juga yang bergambar burung, sebagai penjelmaan manusia yang
sudah meninggal dunia. Orang dawan mempercayai hal ini, bahwa mereka yang telah
meninggal akan menjelma menjadi burung.
Burung yang dimaksud adalah penggambaran dunia
atas. Selain motif burung terdapat juga motif yang bergambar buaya, dan
tumbuhan seperti bunga. Motif buaya merupakan wujud dari pemilik dunia bawah.
Kepercayaan suku dawan di kabupaten TTU, terhadap buaya sebagaimana masih
berkaitan erat dengan asal-usul pulau timor.
Dari fungsi kegunaan kerajinan tenun daerah TTU,
dijadikan sebagai pakaian yang menutupi tubuh manusia. Kain tenun sebagai
pakaian, dapat dikategorikan menjadi dua yakni pakain laki-laki seperti bete
(sarung). Sarung sebagai kain yang menutupi bagian pinggang hingga kaki, ada
juga pakain tambahan seperti pilu (daster), bet a'na (sial), futus (ikat
pinggang), dan aluk (tas). Pakaian wanita, meliputi tais (selimut). Tais untuk
menutupi bagian kaki hingga dada. Ada juga aksesoris lainnya sperti bet a'na, a
luk dan lainnya. Tais dan bete juga dapat mencitrakan diri seseorang, atau
sebagai cerminan diri pengguna atau sebagai bentuk pengenalan identitas
sesorang.
![]() |
tenun bunan. sumber internet |
![]() |
tenun sotis. sumber internet |
![]() |
tenun futus. sumber internet |
Daftar pustaka.
Buku panduan guru, oleh Petrus Richardus Tas'au
Kompasiana.com
Keren boss.
ReplyDeleteIni tesisnya om potas ko.?
ia om
Deletekeren bro...
ReplyDeletejng lupa kunjungi blok sya bro https://finoghaza721.blogspot.com